Anda belum login :: 23 Apr 2025 13:22 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Perbandingan Pengaruh dan Perbedaan Durasi Paparan Asap Rokok Konvensional dengan Uap Rokok Elektronik terhadap Kadar Formaldehida dalam Darah serta Gambaran Histopatologi Alveolus Secara In Vivo
Bibliografi
Author:
Immanuel, Surya Sinaga
;
Djuartina, Tena
(Advisor);
Budianto, Iskandar Rahardjo
(Advisor)
Topik:
rokok konvensional
;
rokok elektronik
;
kadar formaldehida darah
;
kerusakan histopatologi alveolus
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Program Studi Sarjana Kedokteran - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2021
Jenis:
Theses - Karya Tulis Ilmiah Kedokteran (KTI-FK) - Registration of Karya Tulis Ilmiah Kedokteran
Fulltext:
Surya Sinaga Immanuel_LembarAdministrasi.pdf
(965.69KB;
7 download
)
Surya Sinaga Immanuel_RegKTI_2018.pdf
(342.64KB;
16 download
)
Abstract
Latar Belakang: Rokok elektronik adalah perangkat berbentuk rokok, cerutu, atau pena yang tidak mengandung tembakau. Senyawa paling beracun yang terdapat dalam asap rokok konvensional dan uap rokok elektronik adalah karbonil seperti formaldehida yang menginduksi kerusakan jaringan paru-paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh paparan dan perbedaan durasi paparan asap rokok konvensional dengan uap rokok elektronik terhadap kadar formaldehida dalam darah dan gambaran histopatologi alveolus pada tikus Sprague dawley.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 30 ekor tikus putih galur Sprague dawley, jantan, usia 10-12 minggu, dan berat badan 150-250 gram. Tikus akan dinekropsi setelah perlakuan selama 2 minggu dan 4 minggu. Sampel darah akan diambil dan diperiksa kadar formaldehida dengan fluorometri. Jaringan paru juga dijadikan preparat dengan pewarnaan HE dan dinilai derajat kerusakan alveolusnya. Hasil data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik one way ANOVA untuk kadar formaldehida dalam darah dan uji Mann Whitney untuk derajat kerusakan histopatologi alveolus.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan kadar formaldehida dalam darah yang bermakna antara kelompok penelitian (p>0,05). Meski demikian, terdapat tren peningkatan pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol. Tren peningkatan juga terjadi pada kelompok minggu keempat dibandingkan dengan minggu kedua, baik pada kelompok rokok konvensional maupun rokok elektronik. Terdapat perbedaan bermakna derajat kerusakan alveolus pada kelompok perlakuan dibandingkan kontrol (p<0,05). Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna antara paparan selama 2 minggu dan 4 minggu (p>0,05). Antara tikus yang diberikan asap rokok konvensional dan uap rokok elektronik tidak terdapat berbedaan derajat kerusakan alveolus yang bermakna baik pada minggu 2 maupun minggu 4 (p>0.05).
Kesimpulan: Paparan asap rokok konvensional ataupun uap rokok elektronik berpengaruh bermakna terhadap gambaran histopatologi alveolus, namun tidak terhadap kadar formaldehida dalam darah.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.109375 second(s)