ABSTRAK Hubungan Konsentrasi Reagen dan Intensitas Warna pada Alat Pengukur Kadar Glukosa Keringat Oleh: AGREVINA ANE LUKITO Dibimbing oleh: YOHANES EKO ADI PRASETYANTO, ELISABETH RUKMINI Latar Belakang: Pasien Diabetes Melitus (DM) sering kali perlu melakukan pengukuran kadar gula secara berkala. Hingga saat ini pengukuran kadar gula darah masih menggunakan metode invasif, yang menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu, beberapa peneliti telah melakukan penelitian untuk merancang alat ukur kadar gula tanpa invasi dengan berbagai cara. Penelitian ini bertujuan untuk merancang konsep desain alat pengukur kadar gula tanpa invasi menggunakan keringat, dengan harga murah dan tidak menimbulkan rasa sakit bagi penggunanya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain eksperimental. Metode sensor glukosa yang digunakan adalah kolorimetri RGB berbasis kertas dengan wax stamping. Terdapat beberapa tahap dalam mendesain sensor glukosa. Tahapan tersebut terdiri dari pengujian konsentrasi reagen, pengujian ukuran wax stamping, dan pengujian korelasi konsentrasi glukosa. Uji korelasi dilakukan pada glukosa murni dan keringat buatan untuk mengetahui hubungan konsentrasi glukosa dan intensitas warna. Data konsentrasi reagen dan ukuran wax stamping dianalisis menggunakan one-way ANOVA. Sedangkan data dari uji korelasi dianalisis menggunakan korelasi Pearson dan Spearman. Hasil Penelitian: Terdapat hubungan antara konsentrasi enzim horseradish peroxidase (HRP) (p=0,0296) serta kromogen 3,3'-diaminobenzidine (DAB) (p=0,0044) dan intensitas warna. Enzim glucose oxidase (GOx) mempengaruhi kecepatan perubahan warna yang muncul pada sensor glukosa. Ukuran wax stamping juga mempengaruhi intensitas warna (p=0,0001). Uji korelasi pada penelitian ini menemukan adanya korelasi kuat antara konsentrasi glukosa murni dan intensitas warna (p=0,0000) dengan R2 R,G, dan B secara berurutan adalah 0,9928, 0,9801, dan 0,9626, serta korelasi kuat antara konsentrasi glukosa dalam keringat buatan dan intensitas warna (p=0,0000) dengan R2 R,G, dan B secara berurutan adalah 0,9862, 0,8966, dan 0,8187. Kesimpulan: Penelitian ini telah berhasil membuktikan bahwa metode RGB dapat digunakan dalam konsep desain alat ukur yang ingin dirancang. Korelasi kuat antara glukosa murni serta glukosa dalam keringat buatan dan intensitas warna yang ditemukan dapat menjadi dasar dari pengembangan alat deteksi kadar gula tanpa invasi dalam keringat. |