Prevalensi pengguna rokok tembakau pada remaja di Indonesia terus meningkat, tingkat penggunaannya dianggap dapat dikurangi dengan menggunakan rokok elektrik. Namun sebenarnya rokok elektrik belum dapat disebut sebagai terapi berhenti merokok konvensional karena belum terdapat bukti yang cukup kuat dan dampak penggunaanya pada kesehatan yang tidak dapat dikesampingkan. Sementara itu, beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik juga berdampak buruk terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi pengguna dan faktor determinan yang mempengaruhi perilaku penggunaan rokok elektrik pada mahasiswa. Studi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang atau cross sectional. Pengambilan data responden yang merupakan mahasiswa aktif Unika Atma Jaya sejumlah 410 orang dengan menggunakan kuesioner secara daring melalui Google form. Analisis data menggunakan uji chi square dan Mann-Whitney. Diketahui prevalensi pengguna rokok elektrik pada mahasiswa sebesar 21,7%. Pada penelitian ini variabel yang berpengaruh pada keputusan penggunaan rokok elektrik adalah jenis kelamin (p-value = <0,001 CI = 95%), persepsi (p-value = <0,001 CI = 95%), tersedianya supply (p-value = <0,001 CI = 95%), dukungan keluarga (p-value = 0,002 CI = 95%), dan dukungan teman (p-value = <0,001 CI = 95%). Tingginya tingkat penggunaan rokok elektrik pada mahasiswa menunjukkan perlunya informasi dan edukasi serta promosi kesehatan mengenai dampak merugikan dari penggunaan rokok elektrik. |