Anda belum login :: 21 Jul 2025 22:42 WIB
Detail
BukuGambaran stres dan coping stress perempuan yang pernah mengalami kekerasan dari orangtua (Prosiding Konferensi Nasional I Konsorsium Psikologi (KN1KP) LLDIKTI 3 Jakarta, 10 April 2021 hlm.246-257)
Bibliografi
Author: Sibarani, Astria Monayati ; Ajisuksmo, Clara Rosa Pujiyogyanti
Topik: Coping Stress; Emotion Focused Coping; Kekerasan dalam Rumah Tangga; Problem Focused Coping; Stress; JABFUNG-FP-CRPA-2021
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2021    
Jenis: Papers/Makalah - pada seminar nasional
Fulltext: KN1KP LLDIKTI_GAMBARAN STRES DAN COPING STRESS PEREMPUAN.pdf (1.41MB; 15 download)
Abstract
Kekerasan dapat terjadi di lingkungan keluarga dan diisitilahkan sebagai kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. Dalam jangka panjang kekerasan yang pernah dialami seseorang akan memberi dampak buruk terhadap perkembangan emosional, perilaku, dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran stress dan strategi coping stress pada perempuan yang pada usia anak pernah mengalami kekerasan dari orang tuanya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain naratif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan sebanyak tiga orang perempuan yang saat penelitian dilakukan berusia antara 20 sampai dengan 22 tahun, dan pernah mengalami kekerasan ketika berusia anak. Partisipan pertama mengalami kekerasan dari orang tua sejak usia 5 tahun sampai usia 17 tahun. Partisipan kedua dan ketiga mengalami kekerasan dari orang tua pada saat usia 15 tahun sampai dengan 17 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga partisipan melewati proses munculnya stress yang ditandai dengan adanya cognitive appraisal, yaitu primary appraisal dan secondary appraisal. Pada proses primary appraisal, partisipan mencapai tahap stressful dengan menunjukkan tiga kategori yang ada pada primary appraisal, yaitu harm-loss, threatening, dan challenging. Namun, tidak semua partisipan merasakan threatening, perbedaan ini terjadi karena partisipan memiliki perbedaan perilaku kekerasan yang diterima dan stressor eksternal yang berbeda. Ketiga partisipan menggunakan strategi coping stress yaitu problem focused coping seperti instrumental action dan planful problem solving. Untuk emotion focused coping ketiga partisipan menggunakan accepting responsibility.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.109375 second(s)