Situasi pandemi covid-19 yang terjadi pada satu tahun belakangan membawa perubahan yang masif tidak hanya pada negara tetapi juga individu di dalamnya. Saat perubahan terjadi, stress adalah respons normal yang muncul. Tetapi pada faktanya intensitas respons stress dapat bermakna traumatis sehingga reaksi fisiologis dan psikologis tertentu muncul, seperti serangan panik, jantung berbedar, sampai muncul ingatan pengalaman masa lalu yang buruk, salah satunya adalah pengalaman masa kecil yang adversif. Fenomena tersebut mendorong peneliti untuk melihat pengaruh pengalaman masa kecil terhadap kemunculan gejala psikopatologis sebagai dampak dari pandemi covid-19. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Partisipan penelitian ini adalah 117 dewasa awal dan madya yang tersebar di Indonesia dan luar Indonesia dengan rentang usia 18 – 55 tahun (M= 23.153, SD= 7.277) secara spesifiknya terdiri dari 24 laki-laki dan 93 perempuan. Untuk mendapatkan responden, teknik convenience sampling digunakan selama penelitian ini berlangsung. Instrumen penelitian yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah kuesioner adverse childhood experience (ACE) dan The Symptom Checklist-90-Revised (SCL-90-R), adaptasi ke dalam very Indonesia pun turut dilakukan selama penelitian ini berlangsung. Peneliti melakukan uji statistik deskriptif spearman rank correlation untuk menggambarkan asosiasi ACE dengan gejala psikopatologis. Hasil penelitian menunjukkan dari 9 dimensi dalam gejala psikopatologis, ACE memiliki hubungan yang signifikan dengan satu domain yaitu phobic anxiety (r= 0.190, p>0.05, two-tailed) pada gejala psikopatologis di masa pandemi covid-19. Pada ke delapan domain lainnya, ditemukkan bahwa ACE tidak memiliki hubungan dan kontribusi yang signifikan terhadap munculnya keluhan gejala psikopatologis pada masa pandemi covid-19. |