Keterbukaan diri merupakan alat yang penting untuk memiliki hubungan dengan orang lain dengan memberikan informasi mengenai dirinya dan bertujuan untuk mencapai suatu hubungan yang dekat. Keterbukaan diri yang dilakukan pada siswa kelas VI sekolah dasar bertujuan untuk menjalin pertemanan antar teman sebaya. Keterbukaan diri didasari oleh pengalaman siswa terhadap sebuah kejadian yang dialami. Akibatnya siswa mengalami self-esteem yang rendah. Siswa akan menemukan sebuah perbedaan antara dirinya dengan teman sebaya dan mampu berpikir kritis untuk mengenali dirinya dibantu oleh peran guru dan orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis proses keterbukaan diri siswa dalam penanaman toleransi dengan teman sebaya. Penelitian kualittatif dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan observasi dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sulitnya melakukan keterbukaan diri dikarenakan latar belakang pengalaman buruk yang dialami. Lalu siswa melalui proses melakukan keterbukaan diri seperti membangun kedekatan dengan teman sebaya, guru, dan orang tua setelah itu mampu melakukan keterbukaan diri. Namun dari pengalaman buruk yang dialami, siswa dapat berpikir kritis untuk tidak melakukan hal yang sama karena dukungan dari orang-orang disekitarnya seperti teman sebaya yang berbuat baik, orang tua, serta guru kelas sehingga mereka mampu bersikap toleransi. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan agar orang tua dan juga guru mampu membangun kedekatan dengan siswa agar mereka mampu melakukan keterbukaan diri. |