Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui denotasi, konotasi, mitos, serta representasi maskulinitas yang terdapat dalam iklan Gillette “We Believe: The Best Man Can Be”. Komersial selalu dimanfaatkan oleh suatu perusahaan sebagai sarana untuk menjangkau konsumen mereka. Gillette sebagai salah satu perusahan yang bergerak pada bidang men’s grooming memanfaatkan kanal YouTube dalam melakukan kegiatan komersial mereka. Salah satu bentuk komersial mereka adalah mengeluarkan iklan Gillette “We Believe: The Best Man Can Be”. Teori yang dipakai dan menjadi acuan dalam penelitian ini diantaranya komunikasi massa, iklan, semiotika Roland Barthes, dan maskulinitas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui: data primer yaitu iklan Gillette “We Believe: The Best Man Can Be” pada kanal YouTube dan data sekunder berupa studi pustaka buku komunikasi massa, iklan, semiotika Roland Barthes, maskulinitas, serta jurnal – jurnal yang berguna sebagai referensi dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa iklan Gillette “We Believe: The Best Man Can Be” menunjukan sisi maskulinitas, yang diteliti menggunakan analisis semiotika Roland Barthes yang meliputi: Makna denotasi menunjukan bahwa iklan ini menggambarkan maskulinitas pada laki-laki meliputi kekerasan, perkelahian, sexual harrasement, bullying yang terus menimpa baik laki-laki maupun perempuan, dan selalu diselimuti oleh warna-warna yang cenderung agak gelap. Makna konotasi dalam iklan ini menunjukan bahwa laki-laki ditunjukan sebagai makhluk yang identik dengan perkelahian dan kekerasan seksual. Makna mitos dalam iklan ini meliputi: Laki-laki identik dengan jantan, perkasa, agresif, rasional, dan dominan, laki-laki akan tetap menjadi seorang laki-laki sesuai dengan kodratnya, dan pelecehan yang dialami perempuan merupakan akibat dari maskulinitas. Maskulinitas yang tergambar dalam iklan Gillette “We Believe: The Best Man Can Be” merupakan sifat maskulinitas tradisional meliputi kekerasan, dominasi, dan pelecehan seksual. |