St. Yohanes Paulus II mengatakan bahwa sikap terbuka dalam menerima perbedaan dan kebersediaan untuk mau berdialog adalah cara yang paling tepat untuk mewujudkan kerukunan antarumat beragama di tengah masyarakat yang plural.Kerukunan antarumat beragama di tengah masyarakat Indonesia yang plural dewasa ini belum sepenuhnya terwujud, karena masih banyak ditemukan kasus intoleran dalam dinamika kehidupan antarumat beragama. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan pemikiran Santo Yohanes Paulus II tentang perdamaian; menggambarkan situasi masyarakat bangsa Indonesia saat ini terkait perdamaian dan kerukunan antar umat beragama; mengusulkan alternatif gagasan tentang mewujudkan kerukunan antarumat beragama di tengah masyarakat Indonesia yang plural berupa program katakese bagi Orang Muda Katolik. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Buku yang dikaji adalah buku yang berkaitan dengan pemikiran St. Yohanes Paulus II tentang perdamaian. Berdasarkan hasil studi pustaka peneliti menemukan bahwa pemikiran St. Yohanes Paulus II sungguh relevan bagi masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia sebenarnya memiliki karakter terbuka, dialogis, dan cinta akan kerukunan meskipun masyarakatnya plural. Usaha menjaga karakter ini penting dilakukan oleh generasi muda bangsa. Maka, penulis mengusulkan suatu program katekese yang dirancang khusus untuk orang muda. |