Penyusunan skripsi ini berawal dari pengalaman pribadi penulis, yaitu peristiwa kematian kakek dan paman penulis. Peristiwa ini mendorong keluarga penulis memiliki kebiasaan baru yaitu memanjatkan intensi bagi keluarga yang meninggal dalam perayaan Ekaristi pada 100 hari pertama kemudian mendoakan setiap hari untuk jiwa-jiwa ketika doa keluarga. Berdasarkan kebiasaan baru tersebut, penulis dan keluarga menjadi semakin sadar bahwa di dalam doa ada harapan untuk mencapai keselamatan bagi jiwa orang yang sudah meninggal. Peristiwa tersebut juga menyadarkan penulis bahwa kematian tidak bisa dihindari oleh manusia. Pengalaman pribadi ini kemudian menumbuhkan keinginan penulis untuk mengajak OMK Lingkungan Santa Elizabeth, Bogor, mendoakan jiwa orang meninggal. Keinginan inilah yang menjadi latar belakang dari penulisan skripsi ini. OMK dipilih menjadi subjek karena penulis memandang OMK sebagai masa kini dan masa depan Gereja. Dalam penyusunan skripsi ini, metodologi penelitian yang digunakan ialah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pada metode ini, penulis mendapatkan data dari Google-Form yang dibagikan kepada OMK Lingkungan Santa Elizabeth, Bogor (sebagai responden). Hasil yang didapatkan berdasarkan data-data dari Google-Form menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui bahwa mendoakan jiwa-jiwa setiap hari merupakan hal yang penting, namun pengetahuan tersebut belum diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil ini, nampak ketidaksesuaian antara pengetahuan para responden dengan tindakan mereka. Berdasarkan data lapangan yang sudah diolah, penulis merancang suatu program katekese berupa pendalaman iman yang akan dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan. Pendalaman iman ini mengajak OMK untuk memahami pentingnya peran doa untuk jiwa orang meninggal, kemudian secara perlahan mempraktikkan berdoa setiap malam bagi keselamatan jiwa-jiwa. |