Latar Belakang : Pada awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus corona jenis baru yang penyakitnya dikenal dengan sebutan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Virus ini menginfeksi saluran pernapasan dan bersifat menular. Gejala biasanya dimulai dengan gejala tidak spesifik, seperti demam, batuk kering, dan cepat lelah. Tetapi ada yang tidak menimbulkan gejala. Ratusan ribu manusia positif terinfeksi COVID-19 dan ribuan lainnya meninggal dunia. Di Indonesia, pemerintah memberikan kebijakan untuk mengurangi penyebaran virus ini, seperti membatasi aktivitas di luar rumah, bekerja dari rumah (work from home), dan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Dampak dari kebijakan tersebut dapat membuat seseorang merasa cemas, stres, bahkan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres mahasiswa preklinik angkatan 2017-2019 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya pada masa pandemi COVID-19.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi potong lintang (cross sectional) pada 376 mahasiswa preklinik angkatan 2017-2019 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya. Metode pengumpulan data dilakukan secara online mengunakan Microsoft Forms. Gambaran tingkat stres dinilai menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 21 (DASS 21). Data kemudian dianalisis secara deskriptif univariat.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 268 responden (71,28%) dalam keadaan normal dan 108 responden (28,72%) mengalami stres yang terdiri dari 42 responden (11,17%) dengan stres ringan, 34 responden (9,04%) dengan stres sedang, 21 responden (5,59%) dengan stres berat, dan 11 responden (2,93%) dengan stres sangat berat.
Kesimpulan : Terdapat gejala stres pada mahasiswa preklinik angkatan 2017-2019 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atma Jaya pada masa pandemi COVID-19. |