Latar Belakang : Astenopia adalah kelelahan okular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi gangguan pada mata dan sakit kepala sehubungan dengan penggunaan mata secara intensif. Kejadian astenopia sering dikaitkan dengan penglihatan jarak dekat yang berlebihan, sehingga banyaknya aktivitas fisik diharapkan dapat mengurangi aktivitas penglihatan dekat. Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan gejala astenopia pada siswa kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar Negeri 10 Penjaringan Jakarta Utara. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode potong lintang yang dilakukan bulan Juli-Agustus 2019, dengan sampel penelitian 95 siswa kelas 5 dan 6 usia 10-13 tahun di Sekolah Dasar Negeri 10 Penjaringan Jakarta Utara. Pemeriksaan keadaan umum dilakukan sebelum pemeriksaan mata. Penilaian aktivitas fisik menggunakan kuesioner PAQ-C dan astenopia menggunakan kuesioner. Hubungan antara variabel independen dan dependen diuji menggunakan Chi-square. Hasil : Didapatkan 95 responden, dengan jenis kelamin laki-laki (51,5%) dan perempuan (48,5%) kelas 5 (46,3%) dan 6 (53,7%). 85,2% responden mengalami astenopia. Terdapat 92% mengalami astenopia dengan aktivitas fisik yang rendah, dan tidak ditemukan hubungan bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan gejala astenopia (p=0,080). Kesimpulan : Lebih dari setengah responden mengalami gejala astenopia dengan aktivitas fisik yang rendah. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan gejala astenopia. |