Latar Belakang: Askariasis merupakan penyakit yang ditemukan di seluruh dunia dan disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides (A. lumbricoides) atau Ascaris suum (A. suum). Indonesia merupakan negara tropis dengan angka kecacingan yang termasuk tinggi dan terus meningkat setiap tahun nya, karena sanitasi lingkungan dan fasilitas air yang masih buruk. Pengobatan yang dapat diberikan untuk mengurangi angka kejadian askariasis, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan sintetis maupun alamiah, misalnya bawang merah (Allium cepa L. Var. aggregatum) dan bawang putih (Allium sativum).
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang membandingkan konsentrasi antara ekstrak Allium cepa L. Var. aggregatum dengan ekstrak Allium sativum terhadap efek letal. Sampel penelitian ini adalah cacing dewasa A. suum sebanyak 5 ekor peruji dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Teknik remaserasi digunakan untuk membuat kedua ekstrak, dan konsentrasi yang digunakan pada kedua ekstrak adalah 6%, 9%, 12%, yang diamati selama 24 jam.
Hasil: Dengan uji non parametrik Kruskall-Wallis, pada ekstrak A. cepa L. Var. aggregatum didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05), dan ekstrak A. sativum dengan nilai p=0,003 (p<0,05), maka disimpulkan bahwa kedua ekstrak memiliki efek letal yang signifikan. Uji post Hoc LSD dilakukan untuk membandingkan efek letal pada kedua ekstrak, dan didapatkan hasil yaitu lebih banyak nilai signifikan pada ekstrak A. cepa L. Var. aggregatum dibandingkan A. sativum.
Kesimpulan: Ekstrak Allium cepa L. Var. aggregatum lebih efektif dibandingkan ekstrak Allium sativum dan keduanya dapat digunakan sebagai antelmintik herbal cacing A. suum. |