Indonesia mengalami masalah gizi obesitas anak sejak satu dekade terakhir. Kejadian obesitas ini memiliki dampak buruk pada tumbuh kembang anak serta meningkatkan risiko bagi kesehatan fisik dan mental anak. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas dan status gizi pada anak, beberapa diantaranya yaitu faktor sosioekonomi dan faktor sosiodemografi yang secara keseluruhan memiliki peranan aktif dalam peningkatan angka kejadian obesitas dan status gizi pada anak. Penelitian potong lintang dilakukan pada 731 siswa kelas 1-6 Sekolah Dasar Negeri 08 dan 10 Penjaringan, Jakarta Utara. Kuesioner sosiodemografi dan status ekonomi yang diisi oleh orang tua digunakan bersamaan dengan pengukuran antropometri Indeks Massa Tubuh terhadap usia (IMT/U) pada siswa. Hubungan antara variabel independen dan dependen diuji dengan uji regresi logistik. Sebesar 13,41% siswa memiliki status gizi obesitas dan 86,39% siswa memiliki status gizi tidak obesitas. Siswa perempuan (p=0,020), kelas 2 (p=0,056), kelas 3 (p=0,033) memiliki hubungan bermakna dengan kejadian obesitas. Pendidikan ibu di tingkat primer (p=0,020) dan sekunder (p=0,031), ayah yang tidak bekerja (p=0,013), serta pendapatan ayah di atas UMR (p=0,000) memiliki hubungan bermakna dengan status gizi anak tidak obesitas. Maka kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin terhadap kejadian obesitas pada anak di SDN 08 dan 10 Penjaringan, sedangkan terdapat hubungan bermakna antara pendidikan ibu, pekerjaan ayah, dan pendapatan ayah dengan status gizi anak tidak obesitas. |