Anda belum login :: 19 Apr 2025 03:45 WIB
Detail
BukuHubungan Sanitasi Lingkungan dan Infeksi Protozoa Usus Asimtomatik pada Warga yang Tinggal di Pemukiman Kumuh Bantaran Sungai Kelurahan Kapuk Muara Jakarta Utara Tahun 2019
Bibliografi
Author: Ali, Soegianto (Advisor); Surja, Sem Samuel (Advisor); Kaisar, Maria Mardalena Martini (Examiner); Prastisia, Yulian
Topik: Higiene; Protozoa usus; Sanitasi lingkungan
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Sarjana Kedokteran - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2020    
Jenis: Theses - Karya Tulis Ilmiah Kedokteran (KTI-FK) - Registration of Karya Tulis Ilmiah Kedokteran
Fulltext:
Abstract
Latar belakang: Penyakit infeksi pada saluran pencernaan dapat disebabkan oleh banyak agen penyebab infeksi seperti virus, bakteri, dan protozoa. Infeksi protozoa merupakan salah satu penyakit paling umum di negara berkembang dan menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Prevalensi amoebiasis intestinal di Indonesia, mencapai 10 – 18% dan 90% diantaranya bersifat asimtomatik. Prevalensi Giardia lamblia dapat mencapai 30% di negara berkembang. Sedangkan prevalensi Blastocystis hominis dapat mencapai 100% di negara berkembang. Transmisi dari protozoa usus adalah secara fecal-oral sehingga berhubungan dengan kondisi sanitasi lingkungan. Warga yang tinggal di pemukiman kumuh bantaran sungai umumnya memiliki kondisi sanitasi yang buruk sehingga berpotensi terjadinya infeksi protozoa usus.

Tujuan: Mengetahui hubungan antara sanitasi lingkungan dengan infeksi protozoa usus asimtomatik.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan menggunakan teknik cluster sampling di salah satu RW di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara dengan 64 responden pada tahun 2019. Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak berusia 6 – 12 tahun dan anak responden bersedia memberikan sampel tinja. Responden diwawancarai dengan menggunakan kuesioner diikuti dengan observasi kemudian sampel tinja diambil untuk kemudian dianalisis keberadaan protozoa usus dengan metode mikroskopik. Jika pada kuesioner hasil wawancara dan observasi berbeda, maka data observasi yang digunakan untuk analisis. Metode mikroskopik yang digunakan adalah pewarnaan trichrome.

Hasil penelitian: Prevalensi protozoa usus yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sebesar 26,69%. Meskipun belum bermakna secara statistik, penelitian ini menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan infeksi protozoa usus apabila sanitasi lingkungan kurang baik (fasilitas pembuangan sampah di dalam rumah (OR= 8,250 (95% CI 0,799 – 85,165), pembuangan limbah tinja (OR= 2,072; 95% CI 0,669 – 6,417), perlakuan terhadap air sebelum dikonsumsi (OR= 1,100; 95% CI 0,3729 – 3,252), perilaku menutup dan melindungi makanan dari serangga (OR= 1,700; 95% CI 0,519 – 5,564), dan penyaluran limbah cair rumah tangga yang baik (OR= 1,125; 95% CI 0.384 – 3,298)).

Kesimpulan: Faktor sanitasi lingkungan diduga masih berperan dalam menyebabkan penyebaran infeksi protozoa usus asimtomatik, namun perlu penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk memastikannya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)