Latar Belakang: Udang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Tingginya konsumsi udang mempengaruhi peningkatan produksi udang. Kendala yang dihadapi dalam produksi udang adalah penyakit dan pembusukan pasca panen yang salah satunya dapat diatasi dengan penggunaan tetrasiklin. Penggunaan tetrasiklin tersebut menyisakan residu tetrasiklin pada udang. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan residu tetrasiklin pada udang dan mengetahui risiko resistensi antibiotik. Metodologi: Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang menggunakan High Performance Liquid Chromatography yang dilengkapi dengan detektor photodiode-array (HPLC-PDA) untuk menetapkan kadar tetrasiklin, yaitu oksitetrasiklin, tetrasiklin, dan klortetrasiklin dalam udang yang dijual di pasar tradisional daerah Jakarta Utara. Risiko resistensi antibiotik dinilai dengan menggunakan tahapan risk assesment. Hasil: Kondisi optimum HPLC-PDA dengan kolom C-18 yang dapat memisahkan ketiga tetrasiklin adalah air:asetonitril (75:25) pada pH 2 yang dibuffer dengan buffer fosfat pada kecepatan alir 1 mL/menit dan menggunakan detektor PDA pada panjang gelombang antara 290 – 400 nm. Hasil penetapan kadar menunjukkan bahwa residu oksitetrasiklin sebesar 0,02 – 1,4 µg/g pada tiga dari tujuh pasar yang diamati, tetrasiklin sebesar 1,5 µg/g dan klortetrasiklin sebesar 0,03 µg/g pada satu dari tujuh pasar yang diamati. Rentang kadar tersebut di bawah nilai Minimal Inhibition Concentrations (MIC) sehingga mempunyai risiko menyebabkan resistensi antibiotik. Kesimpulan: Terdapat residu tetrasiklin pada sampel udang yang dijual di tiga dari tujuh pasar yang diamati di daerah Jakarta Utara sebesar 0,02 – 1,5 µg/g. Kadar oksitetrasiklin yang terkuantifikasi sebesar 1,361 µg/g dan tetrasiklin sebesar 1,500 µg/g yang masing-masing ditemukan di dua pasar yang berbeda dari tujuh pasar yang diamati. Resiko resistensi terhadap tetrasiklin terjadi apabila konsumen mengkonsumsi udang yang mengandung residu tetrasiklin. |