Latar Belakang: Hiperhidosis primer adalah kondisi berkeringat berlebih yang tidak diketahui sebabnya, biasanya berkeringat berlebih terjadi pada bagian tubuh tertentu seperti telapak tangan, telapak kaki, ketiak, atau wajah secara bilateral. Tingkat keparahan dan lokasi hiperhidrosis primer berbeda-beda dan diduga mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat keparahan dan lokasi hiperhidrosis fokal primer dengan kualitas hidup pada mahasiswa.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan secara potong lintang pada 77 mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Hyperhidrosis Disease Severity Scale (HDSS) dan Hyperhidrosis Quality of Life Index (HidroQoL). Data dianalisis dengan uji statistik Chi-Square.
Hasil: Sebanyak 33,3% responden hiperhidrosis ringan-sedang terpengaruh kualitas hidupnya, sedangkan 82,4% responden hiperhidrosis berat-sangat berat terpengaruh kualitas hidupnya (p=0,000). Sebanyak 34,0% responden hiperhidrosis palmaris dan 54,5% hiperhidrosis aksilaris terpengaruh kualitas hidupnya (p=0,106).
Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara tingkat keparahan hiperhidrosis fokal primer dengan kualitas hidup dan tidak ada hubungan yang bermakna antara lokasi hiperhidrosis fokal primer dengan kualitas hidup mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. |