Latar Belakang: Seiring dengan perkembangan jaman, penggunaan teknologi semakin menjadi bagian intergral dalam kehidupan sehari-hari manusia. Walaupun banyak keuntungannya terdapat beberapa dampak negatif dari penggunaan gawai yang berlebihan. Diet yang kurang baik dan aktivitas sedenter merupakan mediator penghubung antara banyaknya waktu screen time dengan obesitas. Obesitas dan adipositas adalah faktor risiko yang berkontribusi terhadap timbulnya sindroma kardiometabolik. Sindroma kardiometabolik meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus tipe 2. Tujuan: Mengetahui hubungan antara screen time dan risiko kejadian diabetes melitus tipe 2 (T2DM) pada individu dalam kategori umur remaja akhir berpendidikan tinggi. Metode: Penelitian observasional analitik dengen pendekatan cross sectional pada 210 mahasiswa FKIK PSSK Unika Atma Jaya. Metode pengumpulan data akan dilakukan secara daring mengunakan Microsoft Forms untuk semua parameter menggunakan alat ukur kuesioner screen time, CANRISK, FAO filled out three day food record, dan timbangan dan meteran untuk data BMI. Teknik statistik yang digunakan adalah uji Chi-square. Hasil: Terdapat 134 responden (63,8%) menggunakan gawai secara berlebihan yaitu dengan screen time = 7 jam per hari. Mayoritas responden masuk dalam kategori BMI normal (54,76%), konsumsi kalori yang mayoritas kekurangan (91,41%) dan risiko T2DM rendah (50,96%). Uji statistik antara screen time dengan BMI (p=0,299), konsumsi kalori (p=0,313) dan risiko kejadian T2DM (p=0,348) tidak signifikan. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan bermakna antara screen time dengan BMI, konsumsi kalori dan risiko kejadian T2DM. |