Pemerkosaan merupakan salah satu tidak kriminal yang jarang dilaporkan. Salah satu hal yang membuat korban enggan melapor yaitu karena adanya rape myth acceptance, atau penerimaan terhadap mitos pemerkosaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di luar Indonesia menunjukkan bahwa paparan media dapat berkontribusi pada rape myth acceptance seseorang. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui hubungan antara paparan berita pemerkosaan dari 12 platform berita di Indonesia dengan rape myth acceptance.
Penelitian ini menggunakan korelasi Spearman untuk melihat hubungan antara rape myth acceptance dengan paparan berita pemerkosaan pada berbagai platform berita di Indonesia. Rape myth acceptance diukur menggunakan Illinois Rape Myth Acceptance Scale, dengan nilai reliabilitas cronbach alpha 0,923 dan validitas item- total correlation berkisar antara 0,300-0,653. Paparan berita pemerkosaan diukur menggunakan alat ukur paparan berita pemerkosaan yang dikembangkan khusus untuk penelitian ini, dengan indeks validitas konstruk rs=0,798, p<0,05 untuk paparan berita pemerkosaan dari televisi, dan rs=0,752 untuk paparan berita pemerkosaan dari platform daring. Seluruh partisipan merupakan penduduk DKI Jakarta dengan usia 25-40 tahun. Jumlah partisipan dalam penelitian ini yaitu 119 orang dengan metode uji coba terpakai.
Hasil korelasi Spearman menunjukkan bahwa rape myth acceptance memiliki hubungan positif dan signifikan antara paparan berita pemerkosaan dari RCTI (rs = +0,118, p<0,05), SCTV (rs = +0,185, p<0,05), dan Indosiar (rs = +0,197, p<0,05) dengan rape myth acceptance. Analisis tambahan menunjukkan bahwa paparan berita pemerkosaan dari suatu platform berita dapat mengganggu hubungan antara paparan berita dari platform lain dengan rape myth acceptance. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti analisis konten berita pemerkosaan dari RCTI, SCTV, dan Indosiar. |