Eksplorasi cinta penting bagi emerging adult dan mengarahkan mereka untuk menjalani hubungan pacaran. Hubungan pacaran dapat berakhir dan menyebabkan berbagai dampak negatif, salah satunya adalah psychological distress. Faktor yang diduga berkaitan dengan psychological distress adalah adult romantic attachment. Berdasarkan saran penelitian sebelumnya, penelitian ini berfokus pada budaya karena berkontribusi terhadap psychological distress. Oleh karena itu, peneliti akan menguji hubungan antara dimensi adult romantic attachment dan psychological distress pada emerging adult yang mengalami putus cinta dalam hubungan pacaran di budaya kolektivisme seperti Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain korelasional dengan teknik pengambilan sampel convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Experience in Close Relationships-Revised [ECR-R] yang terdiri dari dimensi attachment avoidance dan anxiety dengan item sejumlah 36 dan The Hopkins Symptom Checklist-25 [HSCL-25] yang terdiri dari 25 item. Uji psikometris membuktikan bahwa ECR-R dan HSCL-25 reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha .871 dan .962. Seluruh item HSCL-25 terbukti valid dan satu item ECR-R terbukti tidak valid. Penyebaran kuesioner dilakukan secara daring. Partisipan penelitian ini berjumlah 126 orang dengan kriteria berusia 18 hingga 25 tahun, berdomisili di Indonesia, menjalin hubungan pacaran terakhir selama tiga bulan atau lebih, hubungan pacaran berakhir dalam rentang waktu dua hingga lima bulan yang lalu, dan belum tunangan atau menikah. Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Spearman’s Rho karena data tidak berdistribusi normal. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa dimensi attachment anxiety dan psychological distress memiliki korelasi positif signifikan sebesar rs= +.510, n=126, p<0.05, one tailed dan dimensi attachment avoidance dan psychological distress memiliki korelasi negatif signifikan sebesar rs= -.238, n=126, p<0.05, one tailed. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang berperan terhadap psychological distress pada emerging adult yang mengalami putus cinta, yaitu budaya kolektivisme, respon menanggapi psychological distress, investment model, dan pihak yang mengakhiri hubungan pacaran. Penelitian selanjutnya dapat melakukan seleksi awal untuk mengetahui kecenderungan orientasi budaya partisipan. |