Anda belum login :: 08 Jun 2025 22:28 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Tahap Perkembangan Kepemimpinan Akademik Tingkat Menengah di Organisasi Perguruan Tinggi X
Bibliografi
Author:
Murniati, Juliana
(Advisor);
Chandra, Josephine
;
Yosua, Immanuel
(Advisor)
Topik:
kepemimpinan
;
perguruan tinggi
;
tahap perkembangan kepemimpinan
;
pemimpin akademik tingkat menengah
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2021
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext:
201707000175_Josephine Chandra_LembarAdministrasi.pdf
(1.38MB;
4 download
)
201707000175, Josephine Chandra, Dr. phil. Juliana Murniati, M. Si, Immanuel Yosua, M.Sc., M.Psi., Psikolog P, Tahap Perkembangan Kepemimpinan Akademik Tingkat Menengah di Organisas.pdf
(496.48KB;
10 download
)
Abstract
Salah satu posisi pemimpin yang memiliki peran penting di organisasi perguruan tinggi adalah pemimpin akademik tingkat menengah (middle-level leader academic). Posisi ini sangat krusial mengingat perannya sebagai jembatan antara atasan, kolega, dan staf. Kurangnya pelatihan dan pengembangan kepemimpinan membuat pemimpin akademik tingkat menengah akhirnya menggunakan pengalaman hidupnya sebagai rujukan untuk memimpin. Pengalaman hidup yang direfleksikan, dikelompokkan menjadi tahap perkembangan kepemimpinan yaitu tahap yang terdiri dari formation, accession, incumbency, dan reclamation. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain naratif untuk melihat tahap perkembangan kepemimpinan tingkat menengah. Pengambilan data dengan wawancara semi- terstruktur melibatkan lima partisipan. Kelima partisipan merupakan dekan di organisasi perguruan tinggi X yang sedang menjabat pada periode kedua atau sudah selama lebih dari dua tahun pada periode pertama. Hasil penelitian diolah dengan menggunakan metode content analysis. Pembentukan karakter dan nilai-nilai kepemimpinan yang dimiliki partisipan terbentuk melalui kejadian dan individu penting di lingkungan sekitarnya sejak masa kanak-kanak (formation). Setelah selesai menempuh pendidikan, partisipan masuk bekerja ke perguruan tinggi melalui jalur yang berbeda-beda (accession). Selain mengembangkan diri sebagai akademisi, partisipan juga mengemban jabatan struktural. Saat menerima jabatan sebagai dekan, partisipan terdorong oleh motivasi internal dan eksternal (incumbency). Refleksi merupakan hal yang penting dalam belajar memimpin, sehingga akhirnya partisipan dapat mengembangkan gaya kepemimpinannya. Setelah selesai menjabat, mayoritas partisipan mengutamakan untuk mengejar karir akademiknya (reclamation), namun mereka tidak keberatan untuk memimpin kembali demi mengembangkan fakultas. Beberapa budaya standar Indonesia, seperti: religiusitas dan guyub memepengaruhi pembentukan karakter kepemimpinan akademik tingkat menengah di Indonesia (formation). Pengaruh budaya tersebut dapat terlihat ketika pemimpin akademik tingkat menengah menanggapi berbagai kejadian sehari-hari dan memaknai kepemimpinan (accession). Perbedaan lainnya dipengaruhi oleh bentuk perguruan tinggi di Indonesia yang beragam. Bentuk perguruan tinggi dapat mempengaruhi tantangan yang dihadapi oleh pemimpin akademik tingkat menegah (incumbency).
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.0625 second(s)