Daging ayam merupakan salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Untuk mendapatkan daging ayam ini, perlu dilakukan penetasan ayam, yang lalu dibesarkan sehingga menjadi ayam yang dapat dikonsumsi. Sebagian besar industri UMKM rumahan di daerah BSD masih banyak menetaskan telur secara alami. Dimana penetasan secara alami ini membutuhkan waktu yang cukup lama, kapasitas yang dapat ditetaskan sedikit dan tingkat keberhasilan yang rendah. Dalam hal ini, dilakukan perancangan alat penetas telur konvensional dengan menggunakan metode House of Quality (HOQ) dan Quality Function Deployment (QFD). Dengan memperhatikan keingin dan kebutuhan konsumen, diharapkan alat ini dapat membantu untuk meningkatkan produktivitas konsumen. Dimana alat ini dapat menambah kapasitas penetasan telur dan meningkatkan tingkat keberhasilan penetasan telur ayam ini. Dengan demikian, pelaku UMKM daerah BSD ini dapat terus berproduksi dan tanpa menghawatirkan banyaknya telur yang tidak menetas. |