Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan metode cost plus pricing dalam menentukan harga pokok penjualan dan harga jual pada lima jenis accu yang dijual oleh Toko Accu “Lancar”, dan peran analisis titik impas untuk menentukan jumlah produk yang harus dijual agar mencapai kondisi impas. Penulis melakukan penelitian dengan metode studi kasus pada Toko Accu “Lancar” dengan mengumpulkan data biaya dan penjualan tahun 2019 yang diperlukan untuk melakukan perhitungan cost plus pricing dan analisis bauran titik impas. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat perbedaan perhitungan harga pokok penjualan dan persentase mark-up yang ditetapkan oleh pemilik dengan perhitungan menggunakan metode cost plus pricing. Perbedaan tersebut disebabkan pemilik tidak mengikutsertakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk sampai ke tangan pembeli ke dalam perhitungan harga pokok penjualannya. Berdasarkan perhitungan bauran titik impas, diketahui bahwa Toko Accu “Lancar” akan mencapai kondisi impas jika melakukan penjualan produk sebanyak 439 unit atau sebesar Rp 445.542.263, dengan rincian 77 unit GS Astra Premium 80D26L atau setara dengan Rp 107.250.737, 100 unit GS Astra Premium NS60 atau setara dengan Rp 75.592.556, 93 unit GS Astra MF NS40 atau setara dengan Rp 79.592.556, 86 unit Yuasa NS60**MF atau setara dengan Rp 85.293.413, dan 83 unit Yuasa 55D23L**MF atau setara dengan Rp 97.826.522. |