| Bullying merupakan salah satu bentuk kekerasan di sekolah yang paling umum terjadi pada remaja dan tidak hanya berdampak negatif pada korban tetapi juga pelaku bullying. Saat ini bullying dipandang sebagai dinamika kelompok karena tidak hanya satu orang saja yang terlibat dalam perilaku bullying. Hal ini dapat dipengaruhi oleh perkembangan psikososial remaja yang membuat pandangan untuk memperoleh penerimaan dari kelompok teman sebaya dan status sosial menjadi sangat penting. Sehingga meningkatkan terjadinya konformitas atau penyesuaian diri sebagai mekanisme psikologis dari penolakan teman sebaya. Remaja awal akan lebih mudah terpengaruh untuk menyesuaikan diri dan mengikuti perilaku teman sebaya, namun remaja tidak dapat memutuskan mengikuti suatu tindakan jika belum mempertimbangkan tindakan tersebut sebagai pilihan dalam pengambilan keputusan. Remaja memiliki kontrol penuh akan setiap perilakunya serta telah mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan, sehingga remaja mampu memutuskan dan memikirkan segala pilihan, risiko dan konsekuensi yang akan diterimanya ketika memutuskan setiap perilakunya dalam berbagai situasi sosial yang dihadapinya. Sehingga sebelum melakukan bullying remaja telah mempertimbangkan perilakunya dalam proses pengambilan keputusan, meskipun faktor eksternal seperti pengaruh teman sebaya dapat mempengaruhi keputusan yang diambil remaja. Oleh karena itu, peneliti memiliki asumsi bahwa faktor konformitas teman sebaya dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan pada remaja awal dalam melakukan bullying. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara konformitas teman sebaya dalam pengambilan keputusan melakukan bullying pada remaja awal. Analisis dilakukan menggunakan metode kuantitatif desain korelasional dengan teknik convenience sampling. Variabel dalam penelitian ini diukur menggunakan skala konformitas teman sebaya dan skala pengambilan keputusan dalam melakukan bullying. Hasil penelitian pada 228 siswa SMP swasta di Bogor yang memiliki rentang usia 12 hingga 17 tahun, menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara konformitas teman sebaya dan pengambilan keputusan dalam melakukan bullying pada remaja awal. Pada hasil analisis tambahan, tidak ditemukan perbedaan pada konformitas teman sebaya dan pengambilan keputusan dalam melakukan bullying pada remaja awal berdasarkan jenis kelamin. Sedangkan dalam uji beda berdasarkan kelas, ditemukan perbedaan yang signifikan dalam konformitas teman sebaya pada kelas tujuh dan sembilan, hasil analisis menunjukkan bahwa siswa kelas tujuh memiliki konformitas teman sebaya yang lebih tinggi dibandingkan siswa kelas sembilan. Namun tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada pengambilan keputusan dalam melakukan bullying berdasarkan kelas. |