| Media sosial merupakan salah satu media komunikasi dan informasi yang kerap menjadi tempat terjadinya perundungan siber. Di Indonesia, 49% masyarakat Indonesia merupakan korban dari perundungan siber yang terjadi di media sosial. Salah satu karakteristik dari korban perundungan siber sendiri adalah korban memiliki self-esteem yang rendah, sehingga korban cenderung tidak mampu untuk membela hak dirinya, pemalu, dan merupakan individu yang cenderung suka menghindar. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari mengenai manusia memberikan kontribusinya dalam meningkatkan self-esteem korban perundungan siber dengan melakukan forgiveness. Forgiveness merupakan peningkatan motivasi prososial terhadap orang lain, sehingga motivasi untuk menghindari pelaku dan membalas dendam terhadap pelaku dapat menurun, dan motivasi untuk bertindak positif terhadap pelaku dapat meningkat (McCullough, 2000). Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran forgiveness terhadap self-esteem korban perundungan siber. Sebanyak 110 responden dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik convenience sampling dan bersedia mengisi kuesioner Cyberbullying Victimization Scale dari alat ukur Cyberbullying and Online Aggression Survey Instrument untuk mengetahui jenis dan frekuensi perundungan siber yang didapatkan korban, Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) untuk mengukur self- esteem korban perundungan siber, dan Transgression-Related Interpersonal Motivations 18 (TRIM-18) Inventory untuk mengukur forgiveness korban perundungan siber. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis statistik regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier sederhana menunjukkan terdapat peran forgiveness terhadap self-esteem korban perundungan siber sebesar 12,4% (R2 = 0,124; F(1,108) =15.308; p < 0,05), dengan kontribusi forgiveness terhadap self-esteem sebesar ß = .352; p < ,05. Pada hasil penelitian juga menunjukkan terdapat perbedaan peran dari ketiga dimensi forgiveness terhadap self-esteem korban perundungan siber, yang juga menunjukkan bahwa dengan korban memiliki benevolence motivation dapat meningkatkan self-esteem korban tersebut. |