Status Sosial dan Penyelesaian Masalah di Luar Sistem Peradilan Pidana: Studi Kasus di Kota Kupang  

Oleh:

Masu, Reny R. ; Manuain, Orpa G. ; Leo, Rudepel Petrus

Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI - atma jaya
Dalam koleksi: Gloria Juris vol. 4 no. 2 (May 2004), page 129-142.
Topik: pidana; Status Sosial; Sistem Peradilan Pidana
Fulltext: r masu.pdf (84.26KB)

Ketersediaan

Perpustakaan Pusat (Semanggi) Nomor Panggil: GG7.3 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada	Lihat Detail Induk
Perpustakaan PKPM Nomor Panggil: G19 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada	Lihat Detail Induk

Isi artikel

Tindak kriminalitas yang makin tinggi kuantitas dan kualitasnya, sebagian besar pelakunya adalah orang-orang yang telah berulang-ulang terlibat dalam tindak pidana, yang dikenal dengan bromocorah atau residivis. Ada sinyalemen bahwa orang-orang yang berinisiatif untuk berurusan ke pengadilan adalah orang-orang dari kalangan (status) atas. Masalah pokok penelitian ini adalah: "apakah ada hubungan yang signifikan antara status sosial dengan cara penyelesaian masalah?" Penelitian dilakukan terhadap 30 responden utama yaitu pelaku tindak pidana dalam tahun 1998-2002, yang menyelesaikan kasusnya di luar Sistem Peradilan Pidana (SPP). Sampel ditentukan dengan teknik stratified-nonproportional-random-sampling. Data disajikan dalam tabel distribusi dan analisis lanjutan menggunakan uji koefisien korelasi tata-jenjang (rank Spearman). Hasil analisis diinterpretsi secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Arah hubungan adalah negatif, artinya makin tinggi status sosial seseorang, makin rendah kecenderungannya untuk menyelesaikan masalah di luar sistem peradilan pidana; makin rendah status sosial seseorang, makin tinggi kecenderungannya untuk menyelesaikan masalah di luar sistem peradilan pidana.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali