Terlepas dari manfaat-manfaat yang dapat diberikan oleh smartphone dan Social Networking Sites (SNS), terdapat kekhawatiran bahwa perangkat tersebut juga menjadi penyebab dari beberapa masalah, salah satunya merupakan Fear of Missing Out (FoMO). FoMO adalah perasaan cemas karena merasa tidak diikutsertakan dalam suatu kegiatan, sehingga memunculkan perasaan tidak berharga. Seseorang yang merasa tidak berharga (low self-esteem) dapat memeriksa kegiatan orang lain dengan menggunakan SNS untuk meminimalisir perasaan cemas tersebut. Penggunaan SNS melalui smartphone memicu perilaku phubbing. Peneliti menduga bahwa perilaku phubbing memiliki hubungan negatif dengan tingkat self-esteem pengguna smartphone yang mengalami FoMO. Penelitian berjenis kuantitatif dengan desain korelasional. Uji Hubungan dilakukan dengan menggunakan dua alat yaitu, Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan Generic Scale of Phubbing (GSP) versi Bahasa Indonesia, yang disebarkan melalui kuesioner daring. Penelitian ini melibatkan 289 responden adolescents dan emerging adults yang dipilih dengan menggunakan teknik convenience sampling dan telah melalui seleksi menggunakan alat ukur Fear of Missing Out Scale (FoMOs) versi Bahasa Indonesia untuk memastikan bahwa responden benar mengalami FoMO. Uji hubungan dilakukan menggunakan teknik korelasi Spearman. Hasil menunjukkan bahwa perilaku phubbing berkorelasi negatif secara signifikan dengan tingkat self-esteem pada adolescents dan emerging adults pengguna smartphone yang mengalami FoMO (rs(287))=0,190,n=289,p<0,001, one-tailed), dengan kekuatan korelasi yang tergolong kecil. Berdasarkan hasil kekuatan korelasi, diduga bahwa terdapat faktor-faktor lain yang dapat lebih menjelaskan phubbing seperti social anxiousness. Selain itu, tingkat self-esteem berkorelasi negatif dengan durasi penggunaan smartphone. |