Anda belum login :: 04 Jun 2025 14:05 WIB
Detail
BukuGambaran Proses Resiliensi Pada Transgender Perempuan (Transpuan) Yang Bekerja Sebagai Pekerja Seks
Bibliografi
Author: Irwanto (Advisor); Febriani, Nathania Ines
Topik: Resiliensi; Transgender Perempuan; Pekerja Seks; Sanggar SWARA; Kumpfer
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2020    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext: 2016070184, NATHANIA INES FEBRIANI, IRWANTO, GAMBARAN PROSES RESILIENSI PADA TRANSGENDER PEREMPUAN (TRANSPUAN) YANG BEKERJA SEBAGAI PEKERJA SEKS; 24 AGUSTUS 2020.pdf (498.37KB; 52 download)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses resiliensi pada transgender perempuan (selanjutnya akan disebut sebagai ‘transpuan’) pekerja seks. Transpuan adalah orang-orang yang terlahir dengan alat genital penis namun merasa gendernya perempuan. Norma heteronormatif dan aspek religios menyebabkan banyak transpuan yang bekerja sebagai pekerja seks di Indonesia mendapatkan tantangan berupa stigma negatif dan perlakuan diskriminatif. Hal tersebut berpotensi membawa dampak psikologis yang buruk, seperti keinginan bunuh diri, percobaan bunuh diri, dan depresi. Untuk menghindari dampak buruk tersebut, seorang transpuan harus bisa beradaptasi dengan positif atau memiliki resiliensi. Resiliensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan antara faktor internal (spiritual, kognitif, perilaku atau sosial, emosional, dan fisik) dan faktor lingkungan (faktor protektif dan faktor risiko) yang membantu individu beradaptasi secara positif terhadap situasi sulit (tantangan). Penelitian ini menggunakan kerangka proses resiliensi milik Kumpfer dalam menggambarkan proses resiliensi partisipan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode wawancara. Wawancara dilakukan kepada tiga orang transpuan yang tergabung dalam Sanggar SWARA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengungkapkan identitas transpuan, terutama kepada keluarga, merupakan kesulitan yang dihadapi ketiga partisipan. Selain itu, ancaman keselamatan diri yang harus dihadapi ketiga partisipan selama menjadi pekerja seks juga merupakan tantangan yang sulit. Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, ketiga partisipan memanfaatkan faktor-faktor internal yang ada dalam diri mereka yaitu faktor spiritual, kognitif, perilaku atau sosial, dan fisik. Ketiga partisipan juga dibantu dengan adanya faktor protektif berupa hubungan baik dengan keluarga dan dukungan dari teman-teman komunitas sesama transpuan dalam Sanggar SWARA. Melalui faktor internal dan faktor protektif tersebut, ketiga partisipan berhasil beradaptasi secara positif dan memperoleh resiliensi reintegrasi (resilience reintegration).
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)