Dalam kehidupan sehari-hari, individu dapat mengalami konflik atau permasalahan interpersonal dengan orang di sekitarnya. Konflik ini dapat menimbulkan luka bagi masing-masing individu yang bersangkutan, dan salah satu hal yang menyebabkan konflik ini terus berlangsung adalah adanya dendam emosional. Dalam hal ini, pemaafan merupakan aspek yang penting untuk menciptakan kedamaian antar individu dan masyarakat. Salah satu aspek yang dapat memengaruhi pemaafan adalah religiusitas. Views of suffering (VOS) merupakan aspek religius yang membahas tentang pandangan seseorang terhadap penderitaan sesuai dengan kepercayaannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional untuk menguji apakah terdapat hubungan antara views of suffering dengan pemaafan pada dewasa madya. VOS diukur dengan menggunakan Views of Suffering Scale (VOSS), yang terdiri atas sepuluh domain yaitu : Divine Responsibility, Encounter, Suffering God, Soul-Building, Providence, Overcoming, Limited Knowledge, Retribution, Unorthodox, dan Random. Pemaafan diukur dengan menggunakan Transgression-Related Interpersonal Motivations (TRIM-18), yang terdiri atas tiga motivasi yaitu motivasi avoidance, revenge, dan benevolence. Teknik convenience sampling digunakan untuk pemilihan sampel penelitian. Partisipan penelitian ini adalah dewasa madya berusia 40-63 tahun (M = 50.79, SD = 5.17), yang berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara VOS dan pemaafan. Individu yang menghayati pandangan bahwa penderitaan merupakan hasil siklus perbuatan manusia yang salah di masa lalu (Retribution), Tuhan tidak maha baik dalam penderitaan (Unorthodox), dan Tuhan tidak maha tahu terhadap penderitaan (Limited knowledge), cenderung tidak melakukan pemaafan dengan menghindar ataupun membalas dendam. Sedangkan individu yang memiliki pandangan bahwa manusia dapat mengurangi penderitaan yang dialaminya dengan iman, berdoa, dan melakukan perbuatan baik (Overcoming), cenderung dapat melakukan pemaafan. |