Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung mengakibatkan pemerintah harus melakukan perubahan-perubahan terutama pada orang yang bekerja. Perubahan kebijakan yang terjadi mengakibatkan karyawan dan wiraswasta perlu melakukan perubahan pola baru yang akhirnya memunculkan masalah psikologis dalam bentuk kehilangan kendali, krisis, dan ketidakpastian. Dalam menghadapi masalah psikologis karena ketidakpastian Covid-19 ini diperlukan toleransi terhadap ketidakpastian yang baik. Toleransi ketidakpastian lebih banyak dijelaskan melalui konstruk intoleransi terhadap ketidakpastian. Kajian literatur mengungkapkan bahwa intoleransi terhadap ketidakpastian ini memiliki dampak pada kesejahteraan psikologis. Padahal kesejahteraan psikologis sangat penting untuk dimiliki individu, untuk menghindari rasa cemas, stres, depresi, dan memperoleh kebahagiaan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan dengan jenis korelasional. Partisipan penelitian ini adalah 212 orang dewasa yang bekerja di Indonesia, dengan usia 23-59 tahun, dan sudah bekerja minimal satu tahun. Peneliti menggunakan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah The Intolerance of Uncertainty Scale-Revised (M = 33.32, SD = 5.80) dan Psychological Well-Being Scale (M = 362.76, SD = 44.20) yang sudah di adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Peneliti melakukan uji korelasi Spearman pada Intolerance of Uncertainty dan Psychological Well-Being beserta dimensinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara intoleransi terhadap ketidakpastian dan kesejahteraan psikologis pada orang dewasa yang bekerja dalam situasi pandemi Covid-19 di Indonesia dengan korelasi negatif signifikan dalam tingkat sedang. Secara umum dimensi positive relationship with others dan personal growth memiliki skor yang relatif lebih tinggi di antara dimensi self acceptance, autonomy, environmental mastery, dan purpose in life. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diberikan kepada pemerintah yaitu meningkatkan layanan konseling psikologi yang memberikan penanganan atau intervensi terkait pencegahan masalah kesehatan jiwa dan psikososial, pada orang dewasa yang bekerja dan sehat secara fisik (tidak menderita Covid-19). Terutama intervensi yang fokus pada dimensi positive relationship with others dan personal growth. |