Anda belum login :: 24 Apr 2025 03:14 WIB
Detail
ArtikelSebaran Air Tanah Payau-Asin di Dataran Pantai Surabaya-Pasuruan Provinsi Jawa Timur  
Oleh: Harnandi, Dedi ; Rengganis, Heni
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: Jurnal Teknik Hidraulik vol. 01 no. 02 (Dec. 2010), page 137.
Topik: Air tanah payau atau air tanah asin; dataran pantai; muka air tanah; akuifer.
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: J132
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelLaju perkembangan yang pesat pada setiap sektor kehidupan di dataran Pantai Surabaya-Pauruan, Provinsi Jawa Timur, menyebabkan permintaan air bersih terus meningkat. Ironisnya, di daerah ini total kebutuhan akan air bersih tersebut masih tergantung pada air tanah. Kecenderungan peningkatan pemakaian air tanah tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi air tanah berupa penurunan kedudukan muka air tanah, dan dampak lainnya berupa intrusi air asin (air laut). Saat ini batas sebaran air tanah payau-asin pada akuifer tidak terkekang dari garis pantai di daerah Waru mencapai 3,3 km, Sidoarjo 10,8 km, Candi 5,9 km, Tanggulangin 9,9 km, dan Porong 8,7 km. Di daerah Watutulis-Wonoayu-Popoh-Buduran-Sedati, air tanah payau atau asin pada akuifer terkekang terdapat pada akuifer yang dibentuk oleh batuan dari Formasi (F) Pucangan, berada pada kedalaman lebih dari 48 mbmt (m bawah muka tanah) di sekitar Buduran dan lebih dari 80 mbmt di sekitar Watutulis. Di daerah Pulokerto-Kedungsari air tanah payau-asin dijumpai dalam akuifer pada kedalaman lebih dari 24 mbmt, yang merupakan batuan dari Formasi Notopuro. Untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi terhadap kondisi air tanah, maka diperlukan upaya pengendalian pemakaian air tanah, agar terjamin kelestarian pemakaiannya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0 second(s)