Pendidikan tinggi tentunya berubah mengikuti perkembangan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi, pengajaran di bidang pendidikan tinggi pun akan dinamis. Perubahan yang dinamis ini menimbulkan situasi yang tidak pasti. Rasa khawatir yang menimbulkan ketidakpastian pada dosen akibat kurangnya informasi yang disebut sebagai intoleransi terhadap ketidakpastian (IU). Apabila dosen tidak mampu menoleransi hal tersebut maka kemungkinan dosen tidak siap untuk berubah mengikuti perkembangan pendidikan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara IU dengan kesiapan untuk berubah pada dosen. Sampel dalam penelitian ini adalah dosen yang aktif mengajar di wilayah Kopertis III. Besar sampel penelitian, yaitu sebanyak 144 dosen (27 - 70 tahun, Musia = 43.93, SDusia =10.37) dengan menggunakan teknik convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner alat ukur Intolerance of Uncertainty Scale-Revised (IUS-R), untuk mengukur IU dan Readiness for Change Scale (READ 3) untuk mengukur kesiapan untuk berubah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IU berkorelasi negatif secara signifikan dengan kesiapan berubah pada dosen. Dengan kata lain, dosen yang tidak mampu menoleransi terhadap kurangnya informasi yang cukup terkait situasi ketidakpastian yang dialami akan tidak mampu untuk mengikuti perubahan dalam aktivitas pengembangan universitasnya. Hasil ini didukung berdasarkan teori yang mengatakan bahwa individu yang tidak mampu menoleransi ketidakpastian akan cenderung enggan untuk berubah. Oleh sebab itu, perlunya pemberian informasi yang cukup pada dosen agar dosen mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan juga perlu memberikan pelatihan secara berkala untuk selalu meningkatkan kompetensi dosen. |