Latar belakang: Durasi tidur pendek, insomnia dan berbagai gangguan tidur lainnya menjadi pusat perhatian karena merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada populasi umum. Kekurangan tidur dapat berdampak banyak hal pada tubuh, yakni mempengaruhi kapasitas fungsional, usaha, energi, kinerja, konsentrasi, serta memori seseorang. Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk melihat kapasitas fungsional seseorang adalah dengan six-minute walk test.
Metode: Penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif analitik yang dilakukan secara potong lintang pada dua kelompok, yaitu kelompok mahasiswa dan non mahasiswa. Data diambil dari kuesioner demografi, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan pengukuran langsung. Analisis bivariat dilakukan dengan metode uji kai kuadrat dan uji T tidak berpasangan.
Hasil: Dari 40 mahasiswa, 62,5% mahasiswa mempunyai kualitas tidur buruk sedangkan non mahasiswa hanya 26,7%. Sebanyak 67,5% mahasiswa mempunyai kuantitas tidur yang kurang sedangkan untuk non mahasiswa hanya 48,9%. Dari 39 non mahasiswa, 57,9% non mahasiswa laki-laki dan 65% non mahasiswa perempuan menempuh jarak normal sedangkan mahasiswa laki-laki hanya sebanyak 50% dan perempuan sebanyak 44,4%. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara kualitas tidur dan six-minute walk test pada kedua kelompok (p=0,03) namun tidak terdapat hubungan antara kuantitas tidur dengan six-minute walk test pada kedua kelompok (p=0,797).
Kesimpulan: Jumlah non mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik dan kuantitas tidur cukup lebih banyak dibandingkan mahasiswa. Mayoritas non mahasiswa lebih banyak menempuh jarak normal dan mempunyai rata-rata jarak lebih jauh dibandingkan mahasiswa. Terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan six-minute walk test pada kedua kelompok. Pemeriksaan dengan menggunakan six-minute walk test perlu lebih banyak digunakan. |