Latar Belakang: BRI dan WHtR dapat menentukan obesitas sentral, yang dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin dan peningkatan kadar gula darah. Kesibukan dalam bekerja dapat membuat kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang buruk pada karyawan, yang merupakan faktor risiko obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara BRI dan WHtR terhadap kadar gula darah dan apakah kedua pengukuran tersebut dapat dijadikan prediktor dalam menentukan peningkatan risiko terjadinya diabetes mellitus
Metode: Sebuah studi potong lintang dengan 65 karyawan yang diambil secara acak pada karyawan di sebuah kampus swasta. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran lingkar pinggang, tinggi badan, kadar gula darah, serta menggunakan kuesioner aktivitas fisik internasional (IPAQ) dan kuisioner pola makan. Dilakukan analisis bivariat untuk menguji hipotesis.
Hasil: Rerata kadar gula darah responden adalah 116.23 mg/dl. Menurut BRI sebanyak 42 orang berisiko terhadap diabetes (64.6%) sedangkan menurut WHtR sebanayk 52 orang berisiko terhadap diabetes (80%). Meskipun secara statistik tidak ditemukan adanya hubungan antara Body Roundness Index (BRI) dan Waist to Height Ratio (WHtR) terhadap kadar gula darah (p = 0.159, p = 0.135), secara deskriptif ditemukan adanya tren pada kategori berisiko dikedua pengukuran.
Kesimpulan: Pada penelitian ini, secara statistik tidak terdapat hubungan antara Body Roundness Index (BRI) dan Waist to Height Ratio (WHtR) terhadap kadar gula darah pada karyawan perkantoran di Jakarta. Namun ditemukan adanya kecenderungan peningkatan gula darah pada responden yang tergolong dalam kategori BRI dan WHtR berisiko. |