Remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah dan tidak dinikahkan akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan mulai dari masalah kesehatan, stigma negatif, dan penolakan dari lingkungan. Selain itu, perasaan bersalah, malu, sedih, dan cemas juga dirasakan oleh remaja. Namun begitu, ada juga remaja yang dapat bangkit dan kembali menjalankan hidup untuk masa depannya. Kumpfer mendefinisikan resiliensi kedalam dua domain, yaitu domain dasar dan domain transaksional. Resliensi merupakan proses interaksi antara karakteristik internal dan faktor lingkungan eksternal individu yang akan memengaruhi individu untuk mencapai hasil akhir adaptasi positif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis narative research design. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran proses resiliensi remaja perempuan yang pernah mengalami kehamilan dan tidak dinikahkan. Pemilihan partisipan menggunakan teknik purposeful sampling. Peneliti melakukan wawancara semi terstruktur kepada kedua partisipan yang pernah mengalami kehamilan pada usia 17 dan 21 tahun. Penelitian ini menggunakan triangulasi kepada significant others partisipan. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan thematic analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan kedua partisipan mengalami resilient reintegration. Hal tersebut terlihat dari partisipan dapat melewati tantangan yang dihadapi oleh partisipan mulai dari pasangan yang tidak bertanggung jawab untuk menikahi, mendapatkan penilaian negatif dari lingkungan tetangga, serta rasa takut untuk kembali menjalin hubungan serius dengan laki-laki lain. Faktor lingkungan individu berperan sebagai faktor risiko dan protektif, antara lain pasangan, keluarga, teman, tetangga, lingkungan sekolah, dan lingkungan kerja . Kedua partisipan mampu untuk mengubah lingkungan yang tinggi risiko menjadi lebih protektif dengan proses interaksi dengan lingkungannya. Faktor internal individu yang berperan sehingga kedua partisipan dapat beradaptasi secara positif, yaitu spiritualitas atau motivasional, yaitu tujuan hidup serta hubungan dengan Tuhan menjadi lebih dekat. Kognitif, yaitu belajar dari pengalamannya. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan interpersonal. Stabilitas emosi, yaitu dapat mengendalikan emosinya dan optimis. Fisik, yaitu menjaga kesehatan tubuhnya. |