Latar Belakang. Gagal jantung adalah suatu keadaan jantung yang tidak dapat memompa darah secara adekuat sehingga terjadi penurunan curah jantung yang akan mengakibatkan hipoperfusi jaringan secara sistemik. Keadaan ini akan mengakibatkan reaksi inflamasi secara sistemik. Neutrophil to Lymphocyte Ratio (NLR) merupakan sebuah parameter yang murah dan mudah untuk dapat melihat gambaran suatu reaksi inflamasi, termasuk reaksi inflamasi yang terjadi pada gagal jantung
Metodologi. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif dan analiitk dengan studi potong lintang. Jumlah sampel sebanyak 67 pasien gagal jantung yang berobat di Rumah Sakit Atma Jaya, Jakarta Utara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Uji statistic yang digunakan adalah Uji T tidak berpasangan untuk melihat bermakna atau tidaknya hubungan nilai NLR pada gagal jantung, setelah akan dianalisis cut-off point NLR dengan menggunakan kurva receiver operating curve (ROC). Uji korelasi pearson juga dilakukan untuk melihat korelasi NLR dengan hasil laboratorium di antaranya hemoglobin, hematokrit, leukosit, dan trombosit. Hasil Penelitian. Hasil dari analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai NLR pada kontrol dengan pasien gagal jantung (p = 1,0402-10). Cutoff point yang didapatkan sebesar 2,16 dengan area under curve sebesar 86,4%, sensitivitas sebesar 79,1% dan spesifisitas sebesar 91%. Analisi data NLR pada gagal jantung dengan hemoglobin (p=0,108), hematokrit (p=0,091), dan trombosit (p=0,832) menunjukan korelasi yang tidak bermakna, sedangkan dengan leukosit menunjukan korelasi yang bermakna (p = 0,017).
Kesimpulan. Penelitian ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai NLR kontrol dengan gagal jantung sehingga dapat digunakan untuk membantu memperkirakan prognosis gagal jantung. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada korelasi yang bermakna antara nilai NLR dengan jumlah hemoglobin, hematokrit, dan trombosit, sedangkan terdapat korelasi dengan jumlah leukosit |