Latar Belakang: Perubahan mental sebagai bagian dari penuaan pada lansia sering menyebabkan depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara fungsi kognitif dan dukungan keluarga terhadap depresi pada lansia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada 101 responden berusia = 60 tahun di Jakarta Barat. Variabel dinilai dengan menggunakan kuesioner Geriatric Depression Scale (GDS), kuesioner dukungan keluarga, kuesioner Mini Mental Statement Examination (MMSE), Verbal Fluency Test, Word List Memory Immediate Recall (WLM IR), tes visuokonstruksi, dan Boston Naming Test (BNT). Analisis pada penelitian ini menggunakan uji analisis Chi-squared, Mann-Whitney U dan uji regresi logistik.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan fungsi kognitif menggunakan kuesioner MMSE (? = 0.004) memiliki hubungan yang bermakna terhadap depresi. Domain dari kuesioner MMSE yang memiliki hubungan bermakna terhadap depresi adalah domain memori (? = 0.028), dan bahasa (? = 0.004). Usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dukungan keluarga, fungsi kognitif yang diukur dengan kuesioner WLM IR, tes visuokonstruksi, BNT, dan verbal fluency tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap depresi (? > 0.05). Fungsi kognitif secara global meningkatkan risiko terjadinya depresi (? = 0.003; OR = 5.538 ; 95% CI = 1.764 – 17.391).
Kesimpulan: Fungsi kognitif secara global memiliki hubungan yang bermakna terhadap gangguan depresi. |