Latar Belakang: Anemia masih menjadi masalah kesehatan yang mendunia. Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, prevalensi anemia telah mencapai 20,7% populasi. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.Responden diambil dari 3 SMA dengan proportional stratified random sampling.Siklus menstruasi diukur menggunakan kuesioner, status gizi menggunakan rumus IMT, dan anemia menggunakan hemoglobinometer digital. Hasil Penelitian:Total responden adalah 97 siswi. Ada 1 (1 %) siswi yang menunjukkan berat badan kurang, 26 (26,8%) berat badan lebih, dan 5 (5,2%) mengalami obesitas. Siklus menstruasi 1 menunjukkan 61 (62,9%) responden memiliki siklus menstruasi abnormal. Siklus menstruasi 2 menunjukkan bahwa 39 (40,2%) mengalami oligomenorea dan 22 (22,7%) polimenorea. Data untuk anemia menunjukkan 8 (8,2%) mengalami anemia ringan dan 6 (6,2%) mengalami anemia sedang. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara siklus menstruasi dan anemia defisiensi (p = 0,035) dan tidak terdapat hubungan antara status gizi dan anemia defisiensi (p = 0,380). Kesimpulan: Status gizi abnormal dalam penelitian ini adalah 32 responden, siklus menstruasi abnormal pada 61 responden, oligomenorea pada 39 responden, polimenorea pada 22 responden, dan anemia pada 14 responden. Selain itu, dalam penelitian ini terdapat hubungan antara siklus menstruasi dan anemia defisiensi. |