Anda belum login :: 05 May 2025 07:09 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Quality of Life Pada Kakak yang Memiliki Adik Tunarungu
Bibliografi
Author:
Handayani, Penny
(Advisor);
Yohana , Natania
Topik:
Middle Adulthood
;
Quality of Life
;
Tunarungu
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2019
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext:
Yohana Natania_UndergraduateThesis_2019.pdf
(472.95KB;
28 download
)
Abstract
Tunarungu merupakan keadaan atau kondisi dimana kemampuan pendengaran seseorang berada pada keadaan yang kurang atau bahkan tidak berfungsi dengan sebagaimana seharusnya, sehingga tidak memungkinkan untuk diandalkan dalam konteks mempelajari bahasa dan berbicara atau berkomunikasi tanpa adanya bantuan teknik, metode dan alat khusus. Keluarga dapat diartikan sebagai unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas suami istri, atau suami istri dan anaknya; atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. Hadirnya anak penyandang disabilitas dalam sebuah keluarga dapat menimbulkan stress, baik bagi orangtua itu sendiri maupun bagi saudara kandung. Quality of life merupakan bagaimana seseorang mengukur kebaikan yang dirasakan dari berbagai aspek di dalam hidupnya.Namun, penelitian yang melihat quality of life pada kakak sejauh ini belum ditemukan penelitian yang membahas mengenai hal ini. Quality of life pada penelitian ini akan dibahas melalui empat dimensi, yaitu fisik, fungsional, emosional/psikologis dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat gambaran kualitas hidup pada kakak yang memiliki adik tunarungu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan snowball sampling. Sementara itu pengambilan data dilakukan melalui sesi wawancara dengan kakak yang berada pada kelompok usia dewasa madya dengan kombinasi jenis kelamin antara kakak dengan adik sebagai berikut: kakak laki-laki dengan adik laki-laki, kakak laki-laki dengan adik perempuan, kakak perempuan dengan adik perempuan, dan kakak perempuan dengan adik laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan dimensi emosional merupakan dimensi yang paling sulit untuk dikontrol. Hal ini dapat dibuktikan dengan jawaban yang disampaikan oleh partisipan memiliki keberagaman dan kedalaman jawaban disampaikan. Sementara dimensi yang paling mudah untuk dikontrol adalah dimensi fisik. Hal ini dapat dibuktikan dengan jawaban yang disampaikan oleh keseluruhan partisipan yang cukup seragam mengatakan tidak memiliki perbedaan atau pengaruh. Selain itu bahasa merupakan hal yang menjadi hambatan dalam hubungan persaudaraan dengan disabilitas. Hal ini dapat terlihat dari keseluruhan partisipan yang mengatakan menggunakan beberapa cara untuk berkomunikasi seperti menggunakan Bahasa isyarat dan menggunakan tulisan.
Related courses
PDU 500 - SKRIPSI (Bacaan Anjuran)
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.125 second(s)