Setiap pasangan yang menikah memiliki tujuan beragam, salah satunya memperoleh keturunan. Hal tersebut juga didorong oleh tingginya nilai anak bagi masyarakat Indonesia karena manfaat yang akan diperoleh orangtua. Keinginan pasangan untuk memiliki anak dinilai semakin meningkat juga dapat dilihat bahwa kini tersedia banyak program hamil yang dapat dijalani pasangan suami istri untuk mendapatkan keturunan dan jumlah klinik yang memadai semakin bertambah. Tidak semua pasangan suami istri mampu memiliki keturunan dengan mudah, terutama pasangan infertil. Respon pasangan terhadap kondisi infertilitas yang dialami beragam, ada yang memilih untuk bercerai dan ada yang tetap mempertahankan hubungan perkawinan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran komitmen terhadap pasangannya dalam mempertahankan perkawinan mereka di masa sulit tanpa kehadiran anak yang diharapkan keluarga. Menjaga hubungan perkawinan bisa terlihat dari bagaimana komitmen pernikahan yang pasangan miliki terbentuk dari internal ataupun eksternal individu. Hal ini juga berlaku bagi pasangan yang memiliki kondisi infertilitas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jumlah partisipan empat pasang suami istri dengan menggunakan convenience sampling sebagai teknik pemilihan partisipan, serta melakukan triangulasi. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini memiliki riwayat medis bahwa salah satu pasangannya memiliki kondisi infertilitas dan belum pernah memiliki anak secara biologis maupun anak angkat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap pasangan suami istri memiliki komitmen pernikahan untuk mempertahankan rumah tangganya dan infertilitas tidak mempengaruhi komitmen pernikahan mereka. Tiap pasangan memiliki keragaman tipe komitmen yang paling mendorong mereka untuk tetap bertahan, setidaknya dua dari tiga tipe komitmen pernikahan, meliputi (1) Komitmen pribadi; (2) Komitmen moral; (3) Komitmen struktural. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa nilai agama berpengaruh dalam mempertahankan komitmen pernikahan dan terdapat perbedaan antara pasangan yang pihak suaminya mengalami infertilitas dengan pihak istrinya yang mengalami infertilitas. Pada diskusi membahas beberapa hasil penelitian dengan teori tipe komitmen pernikahan, serta temuan unik lain pada partisipan. |