Motif kerja adalah dorongan atau alasan individu yang berasal dari dalam dan luar diri individu yang dapat diukur dari seringnya atau frekuensi melakukan kegiatan seperti, bekerja sesuai standar, bekerja keras, dan semangat juang tinggi yang ditunjukkan dengan indikatorindikator seperti, mengikuti Standar Operasional Kerja yang ada, menghasilkan target yang diharapkan, aktif mencari solusi dengan semangat, dan tidak mudah menyerah dalam permasalahan kerja. Lama kerja adalah jangka waktu yang sudah dilalui oleh individu dari awal individu memulai pekerjaannya. Lama kerja dibagi menjadi dua kategori yaitu, masa kerja 0- 3 dan lebih dari 3 tahun. Masa kerja karyawan berperan dalam mendukung motif kerja. Masa kerja yang lama akan membentuk komitmen yang tinggi pada individu. Sebaliknya, individu dengan masa kerja yang baru cenderung kurang memiliki komitmen di suatu organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi motif kerja karyawan dan perbedaan motif kerja berdasarkan lama kerja karyawan Perkumpulan HuMa. Subjek penelitian sebanyak 30 karyawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data adalah instrumen skala penilaian. Analisis data mengunakan rumus perbedaan mean dengan uji-t. Hasil ujicoba instrumen motif kerja menghasilkan 52 pernyataan yang valid dari 60 pernyataan dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,962. Hasil analisis komparatif pada motif kerja ditinjau dari lama kerja di bawah tiga tahun dan lama kerja di atas tiga tahun di Perkumpulan Huma menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut. Hasil kedua kelompok tersebut menunjukkan motif kerja yang sama, sekalipun mereka mempunyai lama kerja yang berbeda-beda. Hasil analisis deskriptif menunjukkan komponen ‘bekerja sesuai standar’ merupakan komponen yang tertinggi dan ‘merasa berharga’ merupakan komponen yang terendah. Saran peneliti kepada pimpinan HRD Perkumpulan HuMa agar lebih meningkatkan motif kerja karyawan. Usaha dan cara yang dapat dilakukan dengan membuat bimbingan atau konseling karir. Contoh konseling karir yang dimaksud yaitu dengan menggunakan model pendekatan realitas. Pendekatan realitas adalah pendekatan yang membimbing konseli ke arah mempelajari perilaku yang realitas dan bertanggungjawab serta mengembangkan identitas keberhasilan. Konselor harus mendorong konseli untuk menghadapi kenyataan dan membuat pertimbangan nilai mengenai perilakunya sekarang terutama di Perkumpulan HuMa. Konseling ini dapat dilakukan dengan metode konseling kelompok yang dilakukan oleh beberapa karyawan dan konseling individual. Konseling dengan model pendekatan realitas ini dapat dilakukan ke dalam tujuh sesi, dengan menggunakan teknik WDEP (want, doing, evaluation, planning). Tema yang dapat digunakan yaitu penghargaan diri, pengembangan keterampilan kerja, prosedur kerja yang jelas, dll. Kata kunci: Motif kerja, Lama kerja |