Anda belum login :: 20 Jul 2025 20:04 WIB
Detail
BukuGambaran Makna Hidup Pada Pria Penderita Stroke Iskemik
Bibliografi
Author: Partasari, Wieka Dyah (Advisor); Hilman, Sesilia Noviana
Topik: Makna hidup; penyakit stroke iskemik; pria
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2019    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext: Sesilia Noviana Hilman_Undergraduate Thesis_2019.pdf (1,017.44KB; 24 download)
Abstract
Stroke merupakan penyakit yang menjadi penyebab kematian nomor dua dan penyebab disabilitas nomor tiga di dunia. Jumlah penderita stroke terus bertambah, terutama di negara berkembang yang peningkatannya mencapai 70% - 87%. Di Indonesia, peningkatan penyakit stroke juga sudah sangat pesat sejak tahun 2013 dan lebih banyak menyerang pria. Dari dua jenis stroke yang ada, jenis stroke yang lebih banyak terjadi adalah stroke iskemik. Kemungkinan penderitanya untuk selamat dari kematian pun lebih tinggi. Hal ini membuat penderita stroke iskemik harus beradaptasi dengan segala dampak fisik, psikologis, dan sosial yang ia alami. Kondisi tersebut dapat membuat penderita stroke iskemik merasa hidupnya tidak berharga dan tidak bermakna. Dalam teori Frankl yang kemudian dirangkum kembali oleh Bastaman, ada beberapa tahap proses penghayatan hidup tidak bermakna menjadi bermakna pasca mengalami pengalaman tragis (dalam penelitian ini adalah stroke iskemik). Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran makna hidup pada pria penderita stroke iskemik. Gambaran yang dimaksud meliputi tahap penghayatan hidup tidak bermakna menjadi bermakna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam semi-structured dan teknik purposive sampling dalam memilih partisipan.Wawancara dilakukan untuk melihat gambaran proses penghayatan hidup tidak bermakna menjadi bermakna pada pria yang menderita stroke iskemik. Ketiga partisipan utama sudah menderita stroke iskemik lebih dari enam bulan dan mengalami dampak fisik dari stroke yang dialami. Wawancara pun dilakukan terhadap terhadap partisipan pendukung, yaitu keluarga partisipan utama, untuk menambah data wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua dari tiga partisipan sudah mengalami penghayatan hidup bermakna. Satu partisipan masih berproses untuk mencapai penghayatan hidup bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu membutuhkan waktu yang berbeda-beda dalam berproses dari tahap mengalami pengalaman tragis hingga merasakan hidupnya bermakna dan akhirnya memperoleh kebahagiaan. Individu yang mengalami sakit stroke iskemik lebih dulu belum tentu lebih cepat menerima kondisinya hingga akhirnya bisa merasakan hidupnya bermakna.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.109375 second(s)