Writing fluency adalah kelancaran proses mengumpulkan ide dan mempresentasikan ide tersebut dalam bentuk tertulis yang mudah dipahami. Pengaruh musik terhadap writing fluency dapat dijelaskan melalui dua mekanisme yaitu mood and arousal hypothesis dan shared syntactic integration resource hypothesis (SSIRH). Menurut mood and arousal hypothesis, stimulus musik yang dapat meningkatkan mood dan arousal pendengarnya akan meningkatkan kemampuan kognitif, salah satunya kemampuan menulis. Berdasarkan shared syntactic integration resource hypothesis, pemrosesan sintaksis dalam musik dan bahasa menggunakan bagian otak yang hampir sama sehingga dapat menjadi terhambat apabila keduanya diproses dalam waktu yang sama. Namun penelitian sebelumnya mengenai pengaruh musik terhadap kemampuan menulis hanya menggunakan musik dengan dua alat musik atau lebih. Belum ditemukan penelitian mengenai pengaruh musik solo instrumental terhadap kemampuan menulis. Penelitian ini ingin mencari tahu apakah musik solo instrumental dapat memengaruhi kemampuan menulis secara signifikan. Penelitian dilakukan dengan static group design. Partisipan diberi waktu 10 menit untuk mengetik tulisan mengenai hobi mereka. Kelompok musik (n = 16) harus mendengarkan musik solo instrumental saat mengetik, sedangkan kelompok kontrol (n = 23) mengetik tanpa mendengarkan musik. Musik dibuat menggunakan aplikasi Jukedeck untuk mengontrol kelaziman dan kesukaan terhadap lagu, sedangkan topik hobi dipilih berdasarkan hasil survei awal karena merupakan topik yang dianggap paling mudah dan lazim. Kecepatan mengetik partisipan akan dikontrol secara statistik dalam penelitian ini. Pengukuran writing fluency dilakukan peneliti menggunakan aplikasi Inputlog dan Microsoft Word secara bersamaan. Hasil analisis data menggunakan ANCOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok yang mengetik sambil mendengarkan musik solo instrumental (M = 31,813, SD = 7,637) dan kelompok yang mengetik dalam kondisi sunyi (M = 27,770, 7,316), F(1, 36) = 2,016, p = 0,164. Peneliti menyarankan agar musik solo instrumental diputarkan hanya apabila individu merasa terbantu dengan adanya musik tersebut. |