Anda belum login :: 23 Jul 2025 06:44 WIB
Detail
BukuGambaran Self-compassion Penyintas Bunuh Diri pada Perempuan Dewasa Awal
Bibliografi
Author: ARJADI, RETHA (Advisor); Angelia, Leony
Topik: self-compassion; ide bunuh diri; penyintas bunuh diri
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2019    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: LeonyAngelia_Undergraduated Theses_2019.pdf (2.42MB; 106 download)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran self-compassion penyintas bunuh diri pada perempuan dewasa awal yang sudah tidak memiliki keinginan bunuh diri. Hasil statistik menyatakan bahwa bunuh diri merupakan faktor kedua tertinggi penyebab kematian di rentang usia 15-29. Pengalaman bunuh diri merupakan salah satu faktor krusial yang dapat memicu seseorang melakukan tindakan bunuh diri berikutnya. Penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa self-compassion memang berkorelasi negatif dengan keinginan bunuh diri seseorang. Selain itu, self-compassion juga dapat memberikan motivasi kepada seseorang untuk menyikapi kesulitan hidup secara lebih positif. Self-compassion merupakan pemahaman yang timbul dari dalam diri seseorang ketika sedang mengalami persitiwa yang menekan di dalam hidupnya. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan desain penelitian fenomenologis. Teknik pemilihan partisipan yang digunakan adalah purposive sampling. Total partisipan dalam penelitian ini adalah tiga perempuan berusia 22, 24, dan 29 tahun. Gambaran self-compassion pada partisipan penyintas bunuh diri akan digali dan dianalisis melalui panduan wawancara yang dibuat berdasarkan komponen-komponen dalam self-compassion. Sebelum dilakukan wawancara, partisipan akan mengerjakan alat ukur PHQ-9 (Patient Health Questionnaire-9) untuk melihat skala depresi partisipan. Hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh partisipan masih memiliki komponen positif self-compassion, yaitu self-kindness, common humanity, dan mindfulness di dalam dirinya. Seluruh partisipan sudah memiliki komponen self-compassion positif di dalam dirinya, karena mereka selalu mencoba memperbaiki dirinya dengan cara yang berbeda-beda. Dua partisipan menunjukkan self-compassion yang lebih positif dibandingkan dengan satu partisipan lainnya. Adanya perbedaan self-compassion antara partisipan adalah karena social support yang mereka miliki. Dua partisipan dengan self-compassion yang lebih positif memiliki teman-teman dan pacar yang selalu ada untuk mereka ketika mereka sedang terpuruk atau mengalami masalah. Sedangkan satu partisipan lainnya mengaku tidak benar-benar memiliki teman di hidupnya untuk sekarang.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.109375 second(s)