The Japan Foundation Jakarta, merupakan lembaga nirlaba khusus di bidang pertukaraan kebudayaan, dengan tujuan untuk membangun persahabatan yang harmonis antara Indonesia dengan Jepang melalui pendalaman pemahaman tentang Jepang. Dengan adanya perusahaan multinasional maka akan terjadi interaksi antarbudaya di dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui bagaimana budaya organisasi di perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori lima dimensi budaya dari Hofstede yang terdiri dari: jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, individualisme atau kolektivisme, maskulinitas atau feminitas, dan orientasi jangka panjang atau orientasi jangka pendek. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi, yang dilakukan terhadap Senior Program Officer, Senior Advisor, dan Assistant Program Officer. Di sini, penulis juga menggunakan teknik analisis data dengan tahapan: transkrip data, kategorisasi data, dan analisis data. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa budaya organisasi di The Japan Foundation menggunakan teori dimensi budaya Hofstede walaupun dalam beberapa hal tidak terlalu menonjol dan sesuai dengan teori dimensi budaya Hofstede tersebut, dan juga menggunakan teori budaya Horenso untuk beberapa hal dalam perusahaan. |