Pembelajaran dengan metode permainan akan membuat siswa menjadi senang dan menikmati proses pembelajaran. Apabila siswa telah menikmati proses pembelajaran, maka siswa kemudian akan termotivasi untuk mengerjakan soal-soal latihan. Siswa semakin banyak mengerjakan soal-soal latihan, maka keteampilan siswa dalam mengerjakan soal-soal operasi hitung perkalian pun juga akan meningkat. Siswa sekolah dasar berada pada tahapan dimana mereka menyukai hal-hal permainan. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode permainan dalam pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berkolaborasi dengan teman sejawat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDK Notre Dame yang berjumlah 21 siswa. Objek penelitiannya adalah keterampilan operasi hitung dengan menggunakan metode permainan kartu. Desain Penelitian yang digunakan adalah Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing tindakan terdiri dari dua pertemuan di siklus pertama dan tiga pertemuan di siklus ke dua Pada setiap siklus ada empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes tertulis dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode permainan kartu dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pada siswa kelas II SDK Notre Dame. Hal ini dapat di lihat peningkatan kemampuan operasi hitung pada pengetahuan awal yang semula 47% atau sama dengan 10 siswa yang terampil, sedangkan 52,3% atau setara dengan 11 siswa belum terampil dalam berhitung perkalian. Lalu pada siklus I nilai siswa tersebut diatas 80 yang merupakan ketercapaian indikator keterampilan berhitung perkalian jika 50% siswa berhasil mendapat nilai diatas 80. Peningkatan dari pretes hingga post test I sudah ada karena rata-rata nilai siswa dalam kelas mencapai 8. Selanjutnya pada siklus II siswa mengalami peningkatan dengan hasil rata-rata nilai post test yang mencapai 89. |