Perkembangan yang terjadi membentuk sebuah lingkungan industri yang dinamis, dimana terdapat jenis produk yang bervariasi dan fluktuasi volume produksi. Kelemahannya dalam meminimumkan jarak perpindahan material menyebabkan tata letak tradisional menjadi tidak efisien untuk digunakan, sehingga diperlukan sebuah rancangan tata letak yang mampu mengatasi kelemahan tersebut serta strategi dalam mengembangkan tata letak, yakni dari tradisional menjadi non-tradisional. Pada penelitian ini digunakan dua perusahaan yang menerapkan tata letak tradisional, yakni tata letak produk dan proses. Penelitian ini memberikan perhitungan dan analisis tata letak dengan kriteria jarak, waktu dan biaya material handling. Hasil yang didapatkan tata letak proses adalah 1.586,36 meter, 175,9967 menit dan Rp 70.423,75 sedangkan hasil yang didapatkan untuk tata letak produk adalah 1.154,97 meter, 415,2947 menit dan Rp 167.403,4. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan tata letak nontradisional, yakni tata letak selular dan tata letak Modular. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tata letak Modular menghasilkan kriteria yang lebih kecil dari tata letak proses, yaitu 585,1 meter, 127,1638 menit dan Rp 50.883,63, sedangkan hasil yang didapatkan tata letak seluler lebih kecil dari tata letak produk, yaitu 1.058,52 meter, 405,356 menit dan Rp 163.397,2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tata letak non-tradisional yang baik sebagai peralihan dari tata letak proses adalah tata letak Modular, sedangkan untuk tata letak produk adalah tata letak selular. |