Voice behavior adalah perilaku menyampaikan ide, pendapat, dan informasi yang bersifat konstruktif. Voice behavior dapat memberikan berbagai dampak positif bagi organisasi, seperti efektivitas perusahaan akan meningkat. Nyatanya, walaupun memiliki dampak positif tetapi perilaku tersebut masih sulit untuk ditampilkan, hal ini dialami oleh PT X. Sulitnya karyawan menunjukkan voice behavior cenderung disebabkan adanya dimensi budaya large power distance yang dimiliki negara Indonesia dan berdampak pada keadaan di tempat kerja, terutama dengan atasan. Budaya tersebut kemudian membuat karyawan menciptakan batasan dengan atasan, dan membuat mereka menjadi memiliki hubungan yang kurang dekat dengan atasan. Keadaan tersebut secara tidak langsung membuat karyawan cenderung sulit untuk menampilkan perilaku voice behavior, terutama atasan cukup memiliki peran penting dalam mendorong karyawan menampilkan perilaku voice behavior. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan metode korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan LMX dan voice behavior. Responden pada penelitian ini merupakan seluruh populasi karyawan PT X yang berjumlah 106 karyawan. Instrumen yang digunakan adalah alat ukur Leader Member Exchange Multidimensional (LMX-MDM) yang terdiri dari 12 item dan Voice Scale yang terdiri dari 15 item. Kedua alat ukur tersebut diadaptasi dari bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat korelasi negatif signifikan antara LMX dan acquiescent voice (rs = -.514), terdapat korelasi negatif signifikan antara LMX dan defensive voice (rs = -.483), dan terdapat korelasi positif signifikan antara LMX dan prosocial voice (rs = .650). Hasil analisis tambahan menunjukkan seluruh karyawan memiliki hubungan LMX dalam kategori sedang, dan berdasarkan nilai z-score umumnya karyawan PT X menunjukkan perilaku defensive voice. |