Berbagai keluhan karyawan PT X menunjukkan bahwa karyawan memiliki persepsi atau pandangan yang kurang optimal terhadap lingkungan kerjanya saat ini. Fenomena ini terjadi saat kepemilikan perusahaan berpindah tangan sehingga terdapat implementasi sistem yang baru berjalan setahun terakhir. Hal tersebut ternyata juga diiringi dengan penurunan produktivitas karyawan yang cukup signifikan, terlihat dari banyaknya jumlah deadline dan proyek yang tidak selesai tepat waktu. Selain itu, karyawan juga seringkali tidak terlibat dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan. Bahkan, perusahaan juga mengalami peningkatan turnover secara signifikan. Berbagai penurunan perilaku kerja tersebut telah mengarah pada perilaku disengagement karyawan.Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara persepsi karyawan terhadap pengalaman kerjanya (work cognition) dengan work engagement karyawan di PT X. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan metode korelasional. Peneliti menggunakan alat ukur Work Cognition Inventory-Revised (WCI-R) untuk mengukur persepsi karyawan terhadap pengalaman kerjanya dan Utrecht Work Engagement Scale (UWES) untuk mengukur work engagement karyawan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 42 karyawan yang merupakan total populasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara work cognition dengan work engagement pada karyawan PT X. Hasil analisa tambahan menunjukkan bahwa seluruh dimensi pada work cognition (autonomy, meaningful work, task variety, workload balance, distributive justice, growth, performance expectations, procedural justice, collaboration, connectedness with colleagues, connectedness with leader, feedback) berhubungan signifikan dengan work engagement karyawan sehingga penting untuk memperhatikan seluruh aspek work cognition dalam rangka meningkatkan engagement karyawan. |