Seperti halnya organisasi bisnis, organisasi nirlaba memiliki standar tersendiri dalam menyajikan laporan keuangan. Standar tersebut dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yaitu Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 45). Untuk melihat penerapan standar akuntansi ini dilakukan penelitian pada Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Jakarta. Pemilihan Lembaga ini, karena Yayasan LAI bergerak dalam bidang keagamaan dan merupakan satu-satunya lembaga yang diakui pemerintah dan seluruh gereja di Indonesia, baik Protestan maupun Katolik, dalam hal menerjemahkan, menerbitkan dan menyebarkan Alkitab di Indonesia. Data yang dianalisis menggunakan Laporan Keuangan Yayasan LAI Tahun 2017.
Untuk menganalisis penerapan PSAK No. 45 pada Laporan Keuangan Yayasan LAI tersebut, digunakan 8 (delapan) indikator sebagai berikut: Isi Laporan Posisi Keuangan; Klasifikasi Aset dan Liabilitas; Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat; Perubahan Kelompok Aset Neto; Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan, dan Kerugian; Informasi Pendapatan dan Beban; Informasi Pemberian Jasa; dan Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas. Di samping menganalisis laporan keuangan, juga dilakukan wawancara terhadap pengurus terkait untuk menanyakan beberapa hal yang kurang jelas dan memperdalam informasi yang kurang jelas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 1 (satu) indikator, Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat dalam laporan keuangan Yayasan LAI yang tidak sesuai dengan PSAK No. 45. Dengan demikian secara umum Yayasan LAI sudah menerapkan PSAK No. 45 dalam laporan keuangannya dengan baik. |