Penelitian ini bertujuan memberi gambaran body image positif pada mahasiswi yang pernah menjalani diet. Penilaian negatif terhadap penampilan fisik menyebabkan mahasiswi menjalani diet agar dapat menguruskan badan dan mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Menjalani diet tidak sehat merupakan titik awal berkembangnya gangguan pola makan karena mahasiswi membutuhkan komponen nutrisi yang penting dalam perkembangan tubuhnya. Hal ini juga memungkinkan seseorang mengalami depresi dan menilai harga dirinya negatif. Meskipun mengalami dampak tersebut, mahasiswi memilih untuk tetap menjalani diet tersebut. Hal ini membuat peneliti tertarik meneliti proses terbentuknya body image positif pada mahasiswi yang pernah menjalani diet. Peneliti menyebar kuesioner dan menyeleksi 45 mahasiswi yang pernah menjalani diet menggunakan alat ukur MBSRQ-AS dan mendapatkan tiga partisipan yang sesuai dengan kriteria penelitian. Body image memiliki lima dimensi, yaitu evaluasi penampilan terhadap keseluruhan tubuhnya, orientasi penampilan dengan usaha memperbaiki dan meningkatkan penampilan fisiknya, pengukuran kepuasan terhadap anggota tubuh secara keseluruhan, kecemasan terhadap kenaikan berat badan dan pengkategorian ukuran tubuh. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan narrative research design dalam bentuk wawancara untuk mendapatkan proses terbentuknya body image mahasiswi sebelum dan sesudah berhenti menjalani diet tidak sehat sesuai dengan pengalaman partisipan. Peneliti menggunakan analisis tematik, sehingga terdapat tema-tema mengenai body image dan diet yang dibahas dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan ketiga partisipan menjalani diet tidak sehat karena dapat menguruskan badan dengan cepat. Ketiga partisipan mengalami yo-yo effect ketika menjalani diet, sehingga terjadi aktivitas makan dan diet tidak sehat secara berulang. Ketiga partisipan berhenti menjalani diet tersebut karena merasa tidak kuat dan memahami bahwa mereka tidak mampu mempertahankan berat badannya. Setelah berhenti menjalani diet tidak sehat, ketiga partisipan sudah dapat menerima dan menghargai tubuhnya, sehingga saat ini mereka menjalani diet sehat dan olahraga sebagai rutinitas untuk mempertahankan kondisi tubuhnya, daripada memperbaiki penampilan fisiknya. |